Mengapa judul ini saya pilih? Ada suatu yang menarik bagi saya. Kemarin ketika saya pulang dari mengikuti jalan salib di Gereja St. John Gabriel Perboyre, saya omong-omong dengan Rm. Kusno. Dia cerita kalau kemarin pagi dia dibangunkan Sung Lao she karena berita bunuh diri seorang nenek beusia 82 tahun. Kemarin pagi saya juga mendengar pintu kamarnya diketuk orang. Nenek itu sakit dan divonis oleh dokter bahwa penyakit diotaknya itu akan mengakibatkan kelumpuhan bila dioperasi. Kemarin sore saya juga bertemu dengan anaknya seusai Upacara jumat Agung...dia begitu sedih dan menangis ketika keluar dari pintu Gereja. Saya tidak tahu bagaimana menghiburnya, karena ngomong pakai bahasa mandarin saja belum lancar...Saya mengatakan: “Tian Zhu Pao Yo....(Tuhan Memberkati)
Apa yang dilakukan oleh nenek tua itu, dia memilih untuk bunuh diri daripada hidup tidak berguna. Wah..kok begitu jalan keluarnya ya..Dia juga cerita bahwa selama 3 tahun di paroki ini dia sudah menemui kasus serupa. Dulu justru dilakukan oleh seorang pemuda. Dia bunuh diri karena cintanya ditolak oleh ceweknya. Dan bukan hanya itu saja..menurut penuturan seorang Suster dalam renungannya..tingkat bunuh diri di Taiwan menduduki peringkat nomor satu di dunia. Lebih dari 4000 kasus bunuh diri dalam setiap tahun..Mengerikan..juga ya. Manusia mati bukan karena gempa bumi atau kecelakaan kapal dan pesawat...
Kasus yang saya dengar ini menunjukkan adanya pergeseran dalam memberi arti tentang hidup. Hidup diukur dari kegunaan, kalau tidak berguna untuk apa hidup. Ini suatu pandangan yang salah besar. Mengapa hidup ini hanya menghabakan diri pada kegunaan. Bukankan pertanyaan harus dibalik....? apa yang berguna untuk hidupku? Hal ini sama saja dengan semboyan “hidup untuk bekerja” rupanya itulah yang menghinggapi jiwa orang-orang di sini. Kalau sudah tidak bisa bekerja dan hanya membebani orang untuk apa hidup? Wah. Ini juga lebih parah. Sekali lagi ini penilaian bahwa hidup hanya diukur dari kegunaan. Sama dengan barang atau apa saja.Misalnya mobil atau komputer. Orang akan merawat mobil dan komputer kalau barang itu masih bisa berguna untuk hidupnya. Nah kalau sudah enggak bisa digunakan lagi untuk apa disimpan dan ditaruh dalam rumah, hanya memenuhi ruangan saja. Ruangan sudah kecil, parkir mobil saja susah lebih baik dibuang saja dan beli yang baru yang bisa digunakan. Itu bagaimana menilai sebuah barang yang digunakan. Rupanya hal ini juga dipakai menilai hidup manusia.
Pandangan atau penilaian semacam ini munculnya tidak begitu saja. Ini muncul seiring dengan lingkungan atau orang-orang disekitar dan yang lebih besar lagi masyarakat yang ada. Masyarakat taiwan, sebuah negara yang berkembang dalam hal ekonomi dengan sangat cepat. Telah melahirkan monster yang mengerikan yang memakan dirinya sendiri. Monster itu adalah Materialisme. Segala sesuatu diukur dengan materi. Segala sesuatu diukur dengan kegunaan, nilai ekonomisnya apa? Dalam dunia ekonomi, barang akan dihargai kalau mempunyai kegunaan. Orang tidak akan menyimpan barang yang tidak berguna. Ada badai, bukan saja badai Taifun yang setiap kali menerpa kawasan ini tetapi badai yang lebih dasyat dan mematikan yaitu Badai Materialisme.
Hari ini adalah hari Sabtu Sepi, Yesus berada dikubur setelah kemarin Dia disalibkan demi hidup kita manusia. Mengapa Dia rela untuk disalibkan salah satu alasan yang kuat adalah “karena hidup manusia sungguh berharga”. Kita yang sungguh berharga di mata Allah tidak direlakan menjadi hamba dosa. Maka Allah mengutus Putra yang dikasihiNya..Kalau diniliai dari sisi ekonomi..perbuatan yang dilakukan Allah ini sungguh tidak berguna bagi Dirinya. Dia mengorbankan Putranya sendiri, untuk menebus manusia yang sering mengecewakan Dia....Tetapai Allah menemukan sesuatu yang jauh lebih besar dari pada nilai ekonomis yaitu: CINTA....Karena Allah mencintai aku dan kamu maka Dia mau membeli/menebus kita dari hamba menjadi manusia yang merdeka..SELAMAT MERAYAKAN PASKAH, semoga kebangkitan Kristus membawa arti baru dalam hidup kita.
Apa yang dilakukan oleh nenek tua itu, dia memilih untuk bunuh diri daripada hidup tidak berguna. Wah..kok begitu jalan keluarnya ya..Dia juga cerita bahwa selama 3 tahun di paroki ini dia sudah menemui kasus serupa. Dulu justru dilakukan oleh seorang pemuda. Dia bunuh diri karena cintanya ditolak oleh ceweknya. Dan bukan hanya itu saja..menurut penuturan seorang Suster dalam renungannya..tingkat bunuh diri di Taiwan menduduki peringkat nomor satu di dunia. Lebih dari 4000 kasus bunuh diri dalam setiap tahun..Mengerikan..juga ya. Manusia mati bukan karena gempa bumi atau kecelakaan kapal dan pesawat...
Kasus yang saya dengar ini menunjukkan adanya pergeseran dalam memberi arti tentang hidup. Hidup diukur dari kegunaan, kalau tidak berguna untuk apa hidup. Ini suatu pandangan yang salah besar. Mengapa hidup ini hanya menghabakan diri pada kegunaan. Bukankan pertanyaan harus dibalik....? apa yang berguna untuk hidupku? Hal ini sama saja dengan semboyan “hidup untuk bekerja” rupanya itulah yang menghinggapi jiwa orang-orang di sini. Kalau sudah tidak bisa bekerja dan hanya membebani orang untuk apa hidup? Wah. Ini juga lebih parah. Sekali lagi ini penilaian bahwa hidup hanya diukur dari kegunaan. Sama dengan barang atau apa saja.Misalnya mobil atau komputer. Orang akan merawat mobil dan komputer kalau barang itu masih bisa berguna untuk hidupnya. Nah kalau sudah enggak bisa digunakan lagi untuk apa disimpan dan ditaruh dalam rumah, hanya memenuhi ruangan saja. Ruangan sudah kecil, parkir mobil saja susah lebih baik dibuang saja dan beli yang baru yang bisa digunakan. Itu bagaimana menilai sebuah barang yang digunakan. Rupanya hal ini juga dipakai menilai hidup manusia.
Pandangan atau penilaian semacam ini munculnya tidak begitu saja. Ini muncul seiring dengan lingkungan atau orang-orang disekitar dan yang lebih besar lagi masyarakat yang ada. Masyarakat taiwan, sebuah negara yang berkembang dalam hal ekonomi dengan sangat cepat. Telah melahirkan monster yang mengerikan yang memakan dirinya sendiri. Monster itu adalah Materialisme. Segala sesuatu diukur dengan materi. Segala sesuatu diukur dengan kegunaan, nilai ekonomisnya apa? Dalam dunia ekonomi, barang akan dihargai kalau mempunyai kegunaan. Orang tidak akan menyimpan barang yang tidak berguna. Ada badai, bukan saja badai Taifun yang setiap kali menerpa kawasan ini tetapi badai yang lebih dasyat dan mematikan yaitu Badai Materialisme.
Hari ini adalah hari Sabtu Sepi, Yesus berada dikubur setelah kemarin Dia disalibkan demi hidup kita manusia. Mengapa Dia rela untuk disalibkan salah satu alasan yang kuat adalah “karena hidup manusia sungguh berharga”. Kita yang sungguh berharga di mata Allah tidak direlakan menjadi hamba dosa. Maka Allah mengutus Putra yang dikasihiNya..Kalau diniliai dari sisi ekonomi..perbuatan yang dilakukan Allah ini sungguh tidak berguna bagi Dirinya. Dia mengorbankan Putranya sendiri, untuk menebus manusia yang sering mengecewakan Dia....Tetapai Allah menemukan sesuatu yang jauh lebih besar dari pada nilai ekonomis yaitu: CINTA....Karena Allah mencintai aku dan kamu maka Dia mau membeli/menebus kita dari hamba menjadi manusia yang merdeka..SELAMAT MERAYAKAN PASKAH, semoga kebangkitan Kristus membawa arti baru dalam hidup kita.