Dua hari ini cuaca di Taipe mulai panas dan lembab, tidak seperti hari-hari sebelumnya sejuk dan nyaman. Pagi ini saya mendapat tugas untuk merayakan misa di Paroki Se Pai, tidak jauh dari tempat aku tinggal. Perjalanan ke sana bisa ditempuh dengan naik bus umum jalur 508. Kali ini aku tidak lagi keliru turun. Kali ini saya turun di tempat yang terdekatdari gereja itu. Karena sebelumnya masih belum mengenal tempat itu. Saya turun terlalu jauh dari Gereja itu sehingga harus berjalan kaki agak lama. Kali ini umat yang hadir ada enam orang. Satu di antaranya adalah TKI yang mengantar seorang nenek ke gereja itu. Dia bukan orang Katolik namun dia juga ikut misa karena mengantar majikannya. Majikannya selali bilang pada saya supaya mengajak dia untuk masuk menjadi katolik. Ketika aku tanya apakah dia mau mau menjadi katolik, dia masih belum bisa memutuskan. Itu terserah dia. Dia rupanya kerasan dengan pekerjaannya. Majikannya cukup baik padanya. Dia berasal dari malang selatan. Sudah delapan bulan dia bekerja pada nenek itu. Dia tidak tahu katolik itu apa, karena memang di daerahnya tidak ada gereja. Baru ketika ke sini dan dia setiap pagi mengantar nenek itu ke gereja dia mengenal Gereja Katolik. Nenek itu pun mengajari dia untuk berdoa. Syukurlah dia mendapat majikan yang baik, yang begitu perhatian pada dia.
Tidak sedikit TKI yang mendapat perlakuan tidak baik dari majikannya. Di sini ada LSM khusus yang menangani imigran. Saya kenal Rm. Charolus,Pr. Dia berasal dari Flores yang secara khsusus bekerja untuk kaum Migran bersama dengan Serikat Scalanibrian. Sebuah tarekat religius yang secara khusus menangani kaum migran. Beberapa waktu yang lalu saya mengunjungi kantornya yang berada di dekat Stasiun utama Taipe. Setiap hari ada kasus-kasus yang mereka tangani. Mulai dari tindak kekerasan dari majikan sampai pemotongan gaji oleh Agen penyalur TKI. Di sini setiap kali saya bertemu dengan TKI saya tanya bagaimana perlakuan dari majikan terhadapnya apakah bayaran selama ini yang mereka terima sudah sesuai dengan perjanjian. Sebagian dari mereka menjawab sudah sesuai dengan aturan. Ada juga yang mendapat perlakuan keras dari majikan, dia lari ke kantor polisi dan polisi segera menanganinya. Sekarang ini sudah ada majalah khusus “INTAI”(Indonesia-Taiwan) yang diterbitkan oleh LSM yang menangani para migran Indonesia di Taiwan. Saya mendapat satu eksemplar dari majalah tersebut. Isinya cukup bagus, antara berisi informasi-informasi penting seputar tenaga kerja Indonesia di Taiwan.
Tidak sedikit TKI yang mendapat perlakuan tidak baik dari majikannya. Di sini ada LSM khusus yang menangani imigran. Saya kenal Rm. Charolus,Pr. Dia berasal dari Flores yang secara khsusus bekerja untuk kaum Migran bersama dengan Serikat Scalanibrian. Sebuah tarekat religius yang secara khusus menangani kaum migran. Beberapa waktu yang lalu saya mengunjungi kantornya yang berada di dekat Stasiun utama Taipe. Setiap hari ada kasus-kasus yang mereka tangani. Mulai dari tindak kekerasan dari majikan sampai pemotongan gaji oleh Agen penyalur TKI. Di sini setiap kali saya bertemu dengan TKI saya tanya bagaimana perlakuan dari majikan terhadapnya apakah bayaran selama ini yang mereka terima sudah sesuai dengan perjanjian. Sebagian dari mereka menjawab sudah sesuai dengan aturan. Ada juga yang mendapat perlakuan keras dari majikan, dia lari ke kantor polisi dan polisi segera menanganinya. Sekarang ini sudah ada majalah khusus “INTAI”(Indonesia-Taiwan) yang diterbitkan oleh LSM yang menangani para migran Indonesia di Taiwan. Saya mendapat satu eksemplar dari majalah tersebut. Isinya cukup bagus, antara berisi informasi-informasi penting seputar tenaga kerja Indonesia di Taiwan.