Kemarin saya menghadiri perayaan Misa dalam rangka penutupan kegiatan 150 tahun Misi di Taiwan. Perayaan ini di selenggarakan di Gedung Olah raga institut olah raga Taiwan Ling Go Taipe. Perayaan ini di hadiri lebih dari 15.000 umat dan lebih dari 400 imam. Upacara berlangsung dengan meriah. Di hadiri juga presiden Taiwan Ma ing Jou. Dalam sambutannya Ma ing Jou mengatakan bahwa umat katolik di Taiwan mempunyai banyak kontribusi baik dalam hal sosial seperti pendirian yayasan social dan panti asuhan juga dalam bidang pendidikan dan Kesehatan. Juga dalam sambutan tersebut juga mengatakan bahwa ketika dia dulu belum menjadi presiden dia banyak bekerja dengan orang-orang katolik bahkan Paus juga pernah berpesan kepadanya untuk selalu mengusahakan perbaikan hubungan dengan cina demi tercapainya perdamaian. Misa itu dipimpin langsung oleh utusan khusus Paus Benedictus XVI Kardinal Jozef Tomko mantan penanggung jawab Misi di Vatikan. Kardinal Tomko mengatakan dalam kotbahnya bahwa misa penutupan peringatan 150 tahun Misi Di Taiwan ini bukan akhir dari misi melainkan sebuah awal dari gereja yang bermisi. Sekarang ini begitu banyak misionaris yang ada di pulau ini. Maka mulai sekarang ini adalah awal agar gereja Taiwan juga ikut bermisi. Orang-orang muda terutama supaya bangkit untuk ikut berpartisipasi dalam gereja ini. Janganlah menjadi penonton saja. Jadilah seorang pemain utama. Cardinal San, pimpinan Umat Katolik Taiwan juga menekankan bahwa Gereja Taiwan sekarang sudah saatnya untuk mandiri tidak lagi tergantung dari misionaris asing dan Dia mendambakan suatu saat nanti Taiwan bisa mengeskpor tidak saja hanya computer atau teknologi saja melainkan juga mengexpor misionaris. Imam made in Taiwan bisa di temukan di negera-negara lain. Untuk mewujudkan ini perlu kerja keras kita semua.
Dalam usianya yang ke 150 tahun ini memiliki 300.000 umat, 724 gereja, 5 universitas 29 sekolah menengah, 11 Sekolah dasar, 166 sekolah perawat sosial dan kesehatan.