WELCOME

"EVERY path may lead you to God, even the weird ones. Most of us are on a journey. We’re looking for something, though we’re not always sure what that is. The way is foggy much of the time. I suggest you slow down and follow some of the side roads that appear suddenly in the mist." Welcome to my blog....!!! I am sorry, this blog in Indonesian. But you can read China Experience, , Taiwan JMV (Chinese), TAIZE(indonesian ,English , Song)The Prayer ,Indonesian radio, Movie, GOOD NEWS, If you want to see about our group, please stick on http://www.cmglobal.org/index.html It's our international network. Also The Church in China (English) (Chinese) Church In Taiwan (Chinese), Vincentian Chinese Vocation Animation (Chinese),

NATAL PAGI

Dua hari lalu saya baru saja merayakan misa Natal Pagi di Gereja St.John Gabriel Perboyre. Ketika aku datang 45 menit sebelum misa di mulai aku lihat gereja kosong hanya ada satu orang tua yang ada di dalam gereja. Ini pertama kali buatku merasakan perayaan Natal yang sepi, setelah aku tunggu beberapa saat kemudian satu persatu umat berdatangan dan setengah jam sebelum misa ada pengakuan dosa. Yang datang pun orang tua-tua. Maklumlah Natal untuk Taiwan bukan menjadi hari libur Nasional seperti di Indonesia sehingga orang-orang yang datang pun adalah orang-orang yang tidak bekerja pada saat itu. Ketika misa hampir di mulai tidak ada orang yang memimpin lagu, memainkan organ atau orang yang menjadi misdinar. Akhirnya ada satu orang yang bersedia menjadi misdinar yaitu koster sekaligus tukang kebun gereja itu. Ketua dewan paroki maju dan memimpin lagu.

Misa di mulai namun umat yang hadir pun juga tidak banyak, lagu pembukaan terdengar setengah suara karena yang menyanyi adalah orang-orang tua. Mereka setia menekuni imannya. Ada sekitar 80 orang yang hadir untuk merayakan misa Natal pagi. Suasana seperti misa biasa di hari minggu. Inilah suasana Natal pagi di sebuah paroki di mana saya melayani.

Dulu ketika Yesus lahir di Betlehem pastilah bukan hari libur Nasional bagi masyarakat saat itu. Yesus lahir dalam kesunyian di luar kota Yerusalem, tak ada orang yang tahu kecuali para gembala yang menerima kabar dari Malaikat. Saya meneguhkan hati umat yang hadir bahwa suasana Natal pertama masih jauh lebih sepi dari pada perayaan Natal sekarang ini. Yesus lahir dalam kesunyian. Bukan orang-orang besar yang menjumpai Yesus namun mereka yang ada di padang, para gembala yang setia menjaga domba-dombanya.
Hari ini Yesus lahir dan ada di antara kita. Dia ingin menyatu dengan kita dengan persoalan-persoalan hidup kita. Dan ingin menghibur kita di saat kita merasa kesepian, karena Dia juga pernah merasa kesepian, Dia juga pernah merasa sendiri namun dia dalam kesunyiaan dan kesendirian. Kesepian kita bisa menjadi keheningan batin bila kita menyadari kehadiran Tuhan.
Peristiwa Natal memang menjadi peristiwa besar dalam masyarakat, bahkan jauh-jauh hari sebelum perayaan mereka sudah memasang ornamen-ornamen di pusat perbelanjaan, hotel dan tempat-tempat umum. Namun mereka tidak merayakan kelahiran Yesus, banyak di antara mereka tahu Natal adalah perayaan untuk Sinter Klas yang membagi-bagikan hadiah. Maka hiasan yang dipasang pun adalah gambar-gambar Sinter Klass, pohon Natal dan kaos kaki besar di mana Sinter Klas akan memasukkan hadiah Natal di dalamnya. Bahkan ketika ada acara pentas Natal Taman Kanak-Kanak, Guru bertanya kepada muridnya Natal itu perayaan apa, mereka menjawab Natal adalah perayaan ulang Tahun Sinter Klass. Inilah dunia modern memahami Natal, yang sering tidak sejalan dengan arti sebenarnya.
Namun kehadiran Kristus di tengah umat beriman tidak sekedar kemeriahan hiasan-hiasan dan kerlap-kerlip lampu natal yang romantis. Natal membawa penghiburan bagi hati yang kesepian dan kekeringan akan kehidupan rohani. Kristus hadir membawa harapan karena Dia hadir untuk kita untuk menebus dosa-dosa kita.